Selasa, 20 April 2010

Batu Layar, first experience with my Canon...

Ambon, 13 April 2010
Pagi itu cuaca sangat cerah di kota ambon, langit biru dan gumpalan putih awan bak kumpulan domba yang beriringan dapat menjadi latar belakang yang indah dan menarik minat bagi "insting" seorang fotografer amatir seperti saya...ya memang ini kali pertama saya mencoba untuk hunting setelah baru beberapa hari memiliki si DSLR "bude sri" alias Canon 1000D..dan memang hari itu telah direncanakan untuk hunting bersama 2 orang kawan di pinggiran kota ambon tepatnya ke arah bandara Pattimura.
Setelah menyiapkan "alat tempur" dan cek kondisi motor akhirnya bertiga kita berangkat. Teriknya sinar matahari yang semakin menyengat tak mengurungkan niat untuk "berburu"..birunya cakrawala dan lautan di sepanjang jalan menjadi obatnya..




Perjalanan memakan waktu yang cukup lama dari kota ambon menuju batu layar, larike yaitu sekitar 3 jam-an.. hal ini memang kurang kita perhitungkan karena perkiraan kami cuma membutuhkan waktu sekitar1- 2 jam-an. mungkin hal ini dikarenakan kami sering berhenti untuk mendokumentasikan keindahan alam di sepanjang jalan. Namun demikian cuaca yang cukup mendukung sangat membantu kami untuk terus memacu roda dua kami menuju tempat tujuan..

Akhirnya pas matahari tepat di atas kepala kami, sampailah kami di batu layar, Larike... Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan lumayan terbayar dengan pemandangan yang cukup unik. Di pinggir jalan bediri kokoh sebongkah batu yang berbentujk segitiga menjulang ke atas persis sebuah layar kapal..hmmmm jadi tahu kenapa dinamakan "batu layar"..memang jika dari kejauhan terlihat seperti layar perahu. Pantai ini menghadap ke sisi laut Buru, kalau dari bandara ke arah sebelah kiri jadi berlawanan arah dengan kota karena untuk menuju kota arah ke kanan. terletak di desa Larike yang berada di jasirah leihitu, kurang lebih menempuh perjalanan ketempat ini 1-2 jam dari pusat kota. (dik)