Rabu, 20 Oktober 2010

Pulau Tiga, surga tersembunyi di selatan Ambon..



Pulau tiga..yahh mungkin banyak orang yang belum tahu akan tempat yang satu ini. Rasa penasaran ini jg menghinggapi diri penulis, hingga pada suatu waktu rencana untuk mengunjungi pulau di selatan kota ambon ini terwujud juga. Bersama sekitar 10an kawan kita berangkat pagi hari dengan menggunakan 2 buah mobil karena mengingat jarak yang akan ditempuh cukup jauh. Tak lupa seperti biasa menyiapkan kamera serta peralatan untuk snorkling, ya di pulau tiga juga dikenal dengan surganya para penyelam...hmmm tambah tidak sabar juga kami ingin segera tiba di sana.

Perjalanan menuju arah selatan kota Ambon dilalui dengan lancar, cuaca yang cukup cerah mendukung perjalanan kami. Setelah melewati waktu selama kurang lebih 3 jam akhirnya kami tiba di sana, Kami beristirahat sejenak di rumah kenalan kawan kami yang kebetulan terletak tepat di seberang pulau tiga sebelum bersiap untuk menyeberangi gugusan pulau kecil itu. Setelah melepas lelah, dengan menggunakan ketinting (perahu motor) kami mulai menyeberangi lautan menuju pulau tiga yang telah sedikit terlihat di ujung horison.



Hamparan pesona pulau tiga mulai dapat kita rasakan, selama 15 menit waktu penyeberangan, kita dapat menikmati jernihnya air laut dan biru langit yang membuat tak henti kita berdecak kagum.





Akhirnya tiba juga kami di salah satu pulau di gugusan pulau tiga. Pasir putih yang terhampar, jernihnya air laut, keanekaragaman fauna yang ada di seputar pulau tiga seperti ikan, penyu dll nenjadi kombinasi sebuah kesempurnaan keindahan.








Kepulauan Tiga merupakan gugus kepulauan kecil di sebelah selatan kota Ambon, Maluku.  Kepulauan Tiga terdiri dari tiga pulau kecil, yaitu Pulau Tiga, Pulau Dua, dan Pulau Satu. Dari ketiga pulau tersebut semuanya memiliki laut dan terumbu karang yang sangat indah. Jika di Pulau Tiga kita bisa menginap di rumah penduduk, karena sudah banyak penduduk yang bermukim di sana. Di Pulau Tiga kita bisa langsung snorkeling di pinggir pantai, atau pun mencari ikan bersama nelayan ketika malam dan menikmati matahari terbit di sela-sela bukit. Penasaran? silahkan mengunjungi tempat ini, dijamin semakin cinta Indonesia... (dik)




Selasa, 20 April 2010

Batu Layar, first experience with my Canon...

Ambon, 13 April 2010
Pagi itu cuaca sangat cerah di kota ambon, langit biru dan gumpalan putih awan bak kumpulan domba yang beriringan dapat menjadi latar belakang yang indah dan menarik minat bagi "insting" seorang fotografer amatir seperti saya...ya memang ini kali pertama saya mencoba untuk hunting setelah baru beberapa hari memiliki si DSLR "bude sri" alias Canon 1000D..dan memang hari itu telah direncanakan untuk hunting bersama 2 orang kawan di pinggiran kota ambon tepatnya ke arah bandara Pattimura.
Setelah menyiapkan "alat tempur" dan cek kondisi motor akhirnya bertiga kita berangkat. Teriknya sinar matahari yang semakin menyengat tak mengurungkan niat untuk "berburu"..birunya cakrawala dan lautan di sepanjang jalan menjadi obatnya..




Perjalanan memakan waktu yang cukup lama dari kota ambon menuju batu layar, larike yaitu sekitar 3 jam-an.. hal ini memang kurang kita perhitungkan karena perkiraan kami cuma membutuhkan waktu sekitar1- 2 jam-an. mungkin hal ini dikarenakan kami sering berhenti untuk mendokumentasikan keindahan alam di sepanjang jalan. Namun demikian cuaca yang cukup mendukung sangat membantu kami untuk terus memacu roda dua kami menuju tempat tujuan..

Akhirnya pas matahari tepat di atas kepala kami, sampailah kami di batu layar, Larike... Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan lumayan terbayar dengan pemandangan yang cukup unik. Di pinggir jalan bediri kokoh sebongkah batu yang berbentujk segitiga menjulang ke atas persis sebuah layar kapal..hmmmm jadi tahu kenapa dinamakan "batu layar"..memang jika dari kejauhan terlihat seperti layar perahu. Pantai ini menghadap ke sisi laut Buru, kalau dari bandara ke arah sebelah kiri jadi berlawanan arah dengan kota karena untuk menuju kota arah ke kanan. terletak di desa Larike yang berada di jasirah leihitu, kurang lebih menempuh perjalanan ketempat ini 1-2 jam dari pusat kota. (dik)